Hadits Sanad Emas
Hasil Diskusi Keras nan Alot !
Dari kitab Al Irsyad – Syaikh Mufid, dinukilkan bahwa Al Imam Hasan Al Askari bin Al Imam Ali Al Hadi bin Al Imam Muhammad Al Jawad bin Al Imam Ali Ar Ridha bin Al Imam Musa al Kadzim bin Al Imam Jafar As Shodiq bin Al Imam Muhammad Al Baqir Bin Al Imam Ali Zain al Abidin As Sajjad bin Al Imam Husein as Sybith as Syahid Bin Amirul Mukminin Ali Bin Abi Thalib adalah Putra Rasul SAWW Suci. Beliau dilahirkan di kota Madinah pada Tahun 232 H. (sebagian riwayat menyatakan )
Pada Masa Imamah Imam Hasan Al Askari beliau telah memiliki beberapa orang sahabat Utama yang Diantaranya telah terpilih 4 orang Sahabat Utama yang nantinya akan bertindak sebagai Wakil Utama dari Imam Al Mahdi AFS saat beliau memasuki masa Ghaib Sugra
Lewat Para Wakil Imam Mahdi dan Para Ulama Terpercaya Lainnya lah Syaikh Al Kulaini banyak menimba Ilmu dan Hadist Ahlulbayt oleh karenanya Banyak Hadist dalam kitabnya, diantaranya yang paling terkenal Adalah Al Kafi.
Kitab Al Kafi adalah Salah satu dari 4 Kitab Utama Rujukan dalam Mahzab Ahlul Bayt. Periwayatan Sanad Bersambung menjadi ciri khas Kitab Beliau sehingga menjadikan Para muridnya (baca : Pengkaji) yang mengkaji Kitab Al Kafi akan dapat dengan mudah mendalami Ilmu Rijal.
Sanad Emas akan dapat terbaca bila penguasaan Rijal dan Pengidentifikasian Perawi dalam Al Kafi mampu disibak Pengkajinya.
Syaikh Al Kulaini (dari situs al-shia.com) dinukilkan lahir pada Tahun 259 di desa Kulain di wilayah Rei (Iran)
Beliau adalah salah satu Ulama Utama pada Zamannya dan Telah diakui sebagai Seorang Ulama Tersohor sebagai Tsiqah dengan pengusaan Ilmu Rijal dan Ilmu Hadist terpercaya
Berikut Petikan dari Komentar Para Ulama (masih dari sumber yang sama-Al Shia.com)
Ibn Thawus berkata, “Ke-tsiqah-an dan amanat Syaikh al-Kulaini disepakati oleh seluruh ulama.”
Ibn Atsir berkomentar, “Pada abad ke-3 Hijriah, ia telah berhasil meniupkan napas baru ke dalam tubuh mazhab Syi‘ah. Ia adalah seorang ulama yang besar dan terkenal di dalam mazhab tersebut.
Ibn Hajar al-‘Asqallani berkata, “Al-Kulaini adalah salah seorang panutan dan ulama mazhab Syi‘ah pada masa kekuasaan Muqtadir al-Abbasi.”
--
Kesimpulan
Bahwa keraguan yang timbul kala mengkaji hadits sanad emas tidak dapat di temukan oleh mereka yang 'murni pemahaman'
Kesinambungan atas Periwayatan Hadits rantai emas tidak akan terbantahkan kebenarannya, inilah karomah para washi Allah As, yang pada mereka tersimpan Mutiara Mutiara Risalah Kenabian sebagai pedoman mengarungi 'ladang dunia'
Disebut Rantai Emas, karena memiliki Talian perawi dari Para Aimmah As dan terus menyambung hingga Rasulullah Saww.
Muktabar dikalangan Jumud bahwa mereka (yang mengkaji Kitab Al Kafi) banyak yang terjerumus kedalam fitnah karena tidak adanya kejernihan dalam mengkaji
Bagaimana tidak, dalam diri mereka terbenam 'nabi nabi' lain (baca; fanatisme pada manusia Biasa). Mereka bahkan Berani menghina Rasulullah -secara tidak sadar- dengan mengatakan Rasul bermuka masam, -al afwu- buang air kecil berdiri, lupa ayat quran, lupa rokaat sholat, Sholat di kandang kambing, dan bahkan terakhir 'disuntikan' Rasul buat Bid'ah Hasan..
Innalillah...
Inikah bentuk penghormatan kita pada Manusia Agung Saww...?
Satu hal yang menarik yang kerap saya sampaikan adalah, perhatikan periwayatan Syiah dari dahulu dengan sekarang, tidak ada dan tidak dikenal namanya inkonsistensi
Lalu bandingkan dengan periwayatan dalam kitab Ahlusunnah, kadang kitab yang satu mematahkan kitab lain, Hadits satu meruntuhkan Hadits lain. Seakan akan manusia diombang ambingkan pada sebuah dogma "terimalah apa adanya".
sebagai contoh,
Mubadzir..
kita tahu bahwa mubadzir adalah kebiasaan Syaithon, lalu perhatikan langkah pertama kita dalam berfiqih (dalam wudhu) pernahkah ada diantara kalian yang menyadari bahwa Wudhu kalian membuang buang resources bumi?
ada berapa liter air terbuang percuma, saat kalian selesai berwudhu..?
Bandingkan dengan Ushwah Nabi yang dikenal cukup berwudhu denga 1 khur (setara dengan 1 gelas)
disini jelas letak perbedaan kajian dan pemahaman Hadits. Syiah tidak hanya memakai tekstual, namun mengkolaborasinya dengan pemahaman Filsafat dan Balaghoh Al Quran.
Sementara kaum jumud terpaku pada Tektual dan kalam.
Dan apakah akan ada solusi bila Filsafat hanya di baca teks saja..?
Refresh dengan Hadist Nabi dalam Muslim –Kitab Shahih – Al Quran dan Ahlul Bayt adalah petunjuk kebenaran yang mengikuti selamat, yang meninggalkan berada dalam kesesatan.
Maka selama sipengkaji belum ‘hijrah’ kepada Kemurnian Fitrahnya maka niscaya hijab akan terus melingkupi
Perhatikan Firman ALLAH Azza Wa Jalla dalam Surah Ali Imran ayat 71 : mengapa kamu mencampur adukkan yang haq dengan yang bathil, dan menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahuinya?
Lalu peringatan TegasNYA dalam Surah Al Qaaf ayat 5 : Sebenarnya, mereka telah mendustakan kebenaran tatkala kebenaran itu datang kepada mereka, maka mereka berada dalam keadaan kacau balau.
Maka lepaskan lah segala Fanatisme pada Manusia Biasa gantikan dengan Fitrah anda, dan Penuhi PanggilanNYa sebagai tanda kecintaan Kita Pada Junjungan Suci SAWW :
"Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang pada Al Qurba” (QS. Asy Syuura ayat 23)
Inilah peringatan Keras ALLAH kepada Para Abid yang Takut PadaNYA dan kerap membuat saya gemetar tiap kali membacanya :
Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Meraka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.
AL Mujadillah ayat 22 ini juga Rasul Suci SAWW Sampaikan saat Beliau Berkhutbah di Khum setelah memperingatkan kita akan datangnya Zaman Fitnah yang akan memporak porandakan umat karena hadirnya Pemimpin pemimpin Palsu
Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong. (QS Al Qashah ayat 41)
--
Bab Bukhari..
Kaum Syiah Sering kali menerima Fitnah dari para pengkaji Al Kafi yang tidak mempu memahami Hadist dalam Kitabnya.
Namun Kaum Syiah tidak taqlid buta seperti Ahlusunnah yang kebakaran Jenggot bila ada pengkritik Bukhari.
Karena Kaum Syiah hanya Taqlid pada ALLAH Azza Wa Jalla, Rasul Suci SAWW dan Ulil Amri Suci.
Itulah mengapa dalam Ahlulbayt kita tidak asal terima Hadits. Satu pegangan pokoknya adalah Hadits otentik tidak berbenturan dengan al Quran Al Karim sebagai Kitab Paling shahih dari segala yang shahih.
Dipersilahkan antum mengkaji al kafi yang bertebaran di luaran, namun dimohonkan selama kajian belum final jangan mempublishnya, karena ditakutkan bukan mahfum malah menjadi penyampai fitnah..
0 comments:
Post a Comment