Jibril Al Amin As di Ghadir Khum :

" Rasul (umat) ini telah mengikat perjanjian abadi setiap Mukmin yang tiada yang akan berpaling kecuali tidak Percaya Tuhan "


February 20, 2009

Nur Agung Yang Tiada Ternoda..


Kesucian Nasab yang selalu dijaga oleh Para Pribadi Agung pengemban Amanah ALLAH AWJ

Syaikh Ahmad Zaini Dahlan dalam Sirah Nabawiyah Juz 2 Hal 42 meredaksikan :

"Sesungguhnya Sayyidina Abdullah adalah insan paling sempurna diri dan pribadinya (pada masa itu). Dari Muka Beliau nampak jelas 'NUR' Baginda Muhammad SAWW. dan tidak sedikit para wanita terpikat hati kepada Beliau"

Sedemikian pula yang dialami oleh Kakek Beliau Sayyidina Hasyim ra dalam menolak Ajakan Raja romawi yang memiliki anak cantik serta hendak di nikahkan dengan Sayyidina Hasyim ra, Lazim saat itu seluruh ahli kitab Yahudi dan Nasrani berebut pengaruh dalam mendapati silsilah agung Sayyidina Nabi Agung al Musthofa Saww, maka saat raja romawi saat itu menawarkan putrinya yang jelita, Sayyidina Hasyim ra berkata :

" DEMI ALLAH, Dzat yang telah melimpahkan kemuliaan kepadaku melebihi seluruh penghuni alam semesta. Sungguh aku tidak akan menikah kecuali dengan seorang wanita yang paling suci nan mulia nasabnya (sebagaimana wasiat nenek moyangku terdahulu"

ALLAH AWJ mengambil perjanjian dari Penghulu Manusia Nabi Adam As mengenai cahaya Suci Baginda Mulia Muhammad al Musthofa Saww :

ALLAH AWJ berfirman : "Wahai Adam, berjanjilah (kepadaKu) untuk senantiasa benar benar menjaga Nur Nabi Muhammad Saww yang telah Ku letakkan dalam dirimu. Jangan sekali kali kamu letakkan kecuali kepada Orang orang yang suci lagi mulia"

Nabi ALLAH Adam As menerima perjanjian tersebut dan dengan penuh kegembiraan Beliau menjaga Amanah ALLAH AWJ, demikian juga kala Ia berwasiat kepada Washinya Syits As untuk juga berlaku yang sama yaitu meletakkan Nur Suci tersebut kepada wanita yang Mulia lagi agung Nasabnya.

"Wahai anakku Syits, Sesungguhnya ALLAH SWT telah mengambil perjanjian kepadamu untuk senantiasa menjaga "Nur Agung Nabi Muhammad Saww" Janganlah engkau letakkan kecuali pada wanita yang paling suci nan mulia nasabnya"

Hujjatullah alal alamin hal 218

Lalu dalam Ibnu Katsir Juz 2 Hal 403 :
Kesaksian dari Jalur Washi agung Nabi, Amir al Mukminin Ali As bahwa :

'Sesungguhnya Aku (Rasulullah Saww) adalah terlahir dari orang orang suci nan mulia nasabnya melalui pernikahan yang agung (diridhoi ALLAH SWT) sejak Adam (as) hingga kedua orang tuaku (sayyidina Abdullah as dan Sayyidah Aminah as), semuanya melalui pernikahan yang sah (diridhoi ALLAH SWT) tidak ada sedikit pun yang menyimpang"

Dalam Redaksi lain termaktub :

Saad bin Abdillah, dari Ahmad bin Muhammad bin Isa dan Muhammad bib Husain bin Abi Khotob dan Haistam bin Abi Masruq al-Hindi, dari Hasan bin Mahbub as-Sarrood, dari Maqotil bin Sulaiman, dari Abi Abdillah AS, berkata, "Nabi SAWW berkata :
'Aku adalah penghulu para Nabi, dan washiku adalah penghulu para washi dan washi mereka adalah pemimpin para washi. Sesungguhnya Adam AS telah memohon agar Allah menjadikan baginya wasiy yang sholeh. Maka Allah SWT mewahyukan kepadanya, Sesungguhnya Aku telah memuliakan para nabi dengan kenabian, kemudian Aku pilih ciptaan-Ku dan Aku jadikan orang-orang yang baik dari mereka sebagai washi. Maka Adam AS berkata, Wahai Tuhanku jadikan washiku sebaik-baik washi. Maka Allah mewahyukan kepadanya, Wahai Adam, wasiatkanlah kepada Syits, maka Adam mewasiatkan kepada Syits, yaitu Hibatullah bin Adam AS. Dan Syits mewasiatkan kepada puteranya, Syabaan, dia adalah keturunan bidadari yang diturunkan Allah SWT kepada Adam AS dari syurga dan kemudian Adam AS menikahkannya kepada puteranya Syiisy. Dan Syabaan mewasiatkan kepada Mukhlis. Dan Mukhlis kepada Mahuq. Mahuq mewasiatkan kepada 'Astmiista. Dan 'Asmiista mewasiatkannya kepada Akhnukh, Yaitu Nabi Idris AS. Dan Idris AS mewasiatkan kepada Naahuur. Dan Naahur menyerahkan kepada Nabi Nuh AS. Nabi Nuh AS mewasiatkan kepada Saam. Dan Saam mewasiatkan kepada 'Atsamier. Dan Atsamier mewasiatkan kepada Bar'atsbasyaa. Dan Bar'atsbasyaa mewasiatkan kepada Yaafits. Dan Yaafits mewasiatkan kepada Barih. Dan Barih mewasiatkan kepada Hafasih. Hafasih mewasiatkan kepada Imron. Dan Imron menyerahkan kepada Ibrahim al-Kholil AS. Ibrahim mewasiatkan kepada puteranya Ismail. Dan Ismail mewasiatkan kepada Ishaq. Ishaq mewasiatkan kepada Ya'qub. Dan Ya'qub mewasiatkan kepada Yusuf. Yusuf mewasiatkan kepada Batsria. Dan Batsria mewasiatkan kepada Syua'ib. Dan Syua'ib menyerahkannya kepada Musa bin Imron AS. Musa mewasiatkan kepada Yuusya' bin Nuun. Yuusya' mewasiatkan kepada Nabi Daud. Daud mewasiatkan kepada Sulaiman. Sulaiman mewasiatkan kepada Aashif bin Barkhiya. Aasshif mewasiatkan kepada Zakariyyaa'. Zakariyyaa' mewasiatkan menyerahkannya kepada 'Isa bin Maryam AS. 'Isa mewasiatkan kepada Syam'uun bin Hamun as-Shofa. Syam'uun mewasiatkan kepada Yahya Bin Zakariyyaa'. Yahya bin Zakariyyaa' mewasiatkan kepada Mundhir. Mundhir mewasiatkan kepada Salimah. Dan Salimah mewasiatkan kepada Bardah.'

Kemudian bersabda Rasulillah Saww: "Dan Bardah menyerahkannya kepadaku, dan aku menyerahkan kepadamu wahai Ali dan engkau menyerahkannya kepada washimu dan washimu menyerahkannya kepada Ausiya dari keturunanmu satu persatu sampai akhirnya diserahkan kepada sebaik-baik penghuni bumi setelahmu. Dan ummat akan mengingkarimu dan bertentangan satu sama lain tentangmu, pertentangan yang sangat keras. Orang yang tetap bersamamu ibarat orang yang tinggal bersamaku dan orang yang meninggalkanmu akan menempati neraka. Dan neraka adalah tempat orang-orang kafir."

Kajian ini sekaligus akan membuka tabir bagaimana Sayyidah Khodijah Al Kubro As yang bergelar At Thohiroh adalah sebenarnya seorang gadis suci yang teramat cantik lagi mulia Nasabnya.


"... Janganlah engkau letakkan kecuali pada wanita yang paling suci nan mulia nasabnya"



0 comments:

Enter Your email to Get Update Articles

Delivered by FeedBurner

Random Articles

Powered by Blogger.

Recent Comments

" Pro-Log for the Light Of AT TSAQOLAIN "

  © Free Blogger Templates Cool by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP