Jibril Al Amin As di Ghadir Khum :

" Rasul (umat) ini telah mengikat perjanjian abadi setiap Mukmin yang tiada yang akan berpaling kecuali tidak Percaya Tuhan "


February 11, 2009

Revolusi Islam Yang Terus Membara

Peringatan Sepuluh Fajar Kemenangan Revolusi Islam Iran dimulai sejak pekan ini. Sepuluh Fajar Kemenangan Revolusi Islam Iran adalah peringatan sepuluh hari dari kedatangan Imam Khomeini ra ke Iran hingga kemenangan Revolusi Islam Iran pada tanggal 11 Februari 1979 yang menurut penanggalan Iran, hari itu bertepatan dengan tanggal 12 Bahman 1357. Hari Sabtu lalu yang merupakan hari pertama peringatan Sepuluh Fajar Kemenangan Revolusi Islam Iran, Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatollah Al-Udzma Sayid Ali Khamenei, berziarah ke makam suci Pendiri Revolusi Islam Iran, Imam Khomeini ra dan membacakan surat Al-Fatehah.

Pekan lalu, Rahbar, hari Ahad (1/2), menemui Ketua Biro Politik Gerakan Perjuangan Islam Palestina (Hamas), Khaled Meshaal. Dalam pertemuan tersebut Rahbar mengajak muqawamah supaya bersikap waspada. Beliau juga menekankan kewaspadaan dalam segala kondisi, termasuk persiapan untuk menghadapi perang baru. Dalam pertemuan tersebut, Khaled Meshal menyampaikan laporan lengkap mengenai perang 22 hari di Jalur Gaza, kemenangan muqawama Islam dan tranformasi politik yang berkaitan dengan perang tersebut.

Kini, perang di Gaza berakhir untuk sementara waktu dengan kekalahan di pihak tentara Rezim Zionis Israel. Dalam perang tersebut, Tel Aviv bertujuan melenyapkan Hamas dan menghancurkan pertahanan muqawama Palestina. Namun, rezim ini gagal meraih satu pun ambisinya dan terpaksa mengumumkan gencatan senjata sepihak. Sebaliknya, muqawamah Hamas dan pengorbanan rakyat tertindas Palestina berhasil mengalahkan tentara Rezim Zionis Israel yang dilengkapi persenjataan canggih.

Tentara rezim Zionis yang telah kalah secara memalukan ini, tidak lain adalah pasukan militer yang telah mengalahkan tentara tiga negara Arab dalam perang enam hari dan menduduki sebagian besar kawasan Mesir, Yordania dan Suriah. Setelah tentara Zionis kalah telak dalam perang di Gaza, Tel Aviv kini berupaya menebusnya dengan menyulut perang politik, propaganda dan urat syaraf. Untuk itu, Rahbar menegaskan bahwa perang belum berakhir, karena Israel terus melancarkan propaganda yang berupaya mengesankan bahwea Hamas kalah dalam perang ini.

Para pejabat teras rezim agresor Israel, sekutu Baratnya dan sejumlah pemimpin negara-negara Arab berupaya mencitrakan bahwa Hamaslah biang kerok dimulainya perang 22 hari di Jalur Gaza agar rakyat Palestina menjauh dari pemerintah de jure Palestina, Hamas. Namun, konspirasi segitiga Zionis, Barat dan sejumlah negara Arab tidak akan pernah mencapai sasaran. Karena, anak-anak, wanita dan warga sipil Gaza lainnya merasakan kebenaran sejati dengan kulit, daging dan darah mereka sendiri; rezim Zionis dengan persenjataan AS telah menjadikan Gaza sebagai tempat pembantaian bangsa Palestina.

Memori sejarah bangsa Pelestina selamanya tidak akan pernah melupakan kejahatan rezim Zionis Israel. Meskipun pemerintah Barat dan sejumlah negara Arab mendukung Zionis dalam tragedi Gaza, namun publik internasional dan mayoritas politisi dunia mengecam kebrutalan Isarel di Jalur Gaza dan mendesak penghentian tekanan terhadap pemerintah de Jure Palestina, Hamas.

Republik Islam Iran sebagai poros kebangkitan Islam di dunia, menyebut dukungan terhadap rakyat Gaza dan muqawama Islam Palestina sebagai kewajiban yang tidak bisa ditinggalkan. Sebagaimana ditegaskan Rahbar dalam pertemuan dengan Khaled Meshal bahwa Iran Islami senantiasa mendampingi bangsa Palestina. Iran senantiasan mendukung rekonstruksi Gaza. Rahbar juga mendesak digelarnya pengadilan internasional untuk mengadili dan menghukum para pemimpin Rezim Zionis Israel yang membunuh dan menciderai rakyat Palestina dalam jumlah besar serta memporak-perandakan Gaza.

Pekan lalu, Perdana Menteri pilihan rakyat Palestina, Ismail Haniyah, dalam pesannya yang ditujukan kepada Rahbar, hari Sabtu mengatakan, "Ini merupakan kebanggaan bagi saya yang dapat mewakili pemerintah dan bangsa Palestina yang terluka, tapi tetap menang dalam menghadapi kezaliman. Kami mengucapkan terima kasih atas sikap berani dan islami Rahbar yang merupakan bukti ketinggian jiwa Pemimpin Iran Islam dan keberanian bangsa Iran."

Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad, dalam kunjungannya ke Kermanshah, pekan lalu, menjelaskan hubungan Iran dan AS di periode kepresidenan Barack Obama. Dikatakannya, "Iran akan mempelajari kinerja AS dengan detail. Jika Washington melakukan perubahan substansial, Tehran akan menyambut baik perkembangan baru tersebut." Obama selama kampanye menjanjikan mengubah kebijakan dalam negeri dan luar negeri. Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, juga menyatakan bahwa masalah nuklir Iran merupakan salah satu masalah utama dalam diplomasi Gedung Putih. Bahkan Obama sendiri menyatakan bahwa kebijakannya soal Iran berbeda dengan kebijakan Bush. Namun sikap Iran sangatlah tegas seperti yang disampaikan Ahmadinejad di hadapan masyarkat Kermanshah. Selama satu dekade lalu, pejabat AS telah melakukan sejumlah kekeliruan seperti kebijakan militeristik dan pendudukan di kawasan Timur Tengah. Sepanjang kehadiran AS di kawasan bukannya menyelesaikan masalah terorisme, tapi malah menyuburkan gerakan-gerakan radikal. Bahkan, Bush menyulut peperangan di dua negara Islam, Irak dan Afghanistan. Selama delapan tahun menjadi presiden AS, Bush mengambil kebijakan destruktif atas Iran, khususnya program nuklir Iran.

Pekan lalu, Dirjen Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), Mohammad Elbaradei, dalam wawancaranya dengan Koran Washington Post menyampaikan pandangannya soal nuklir Iran. Wawancara detail Elbaradei juga dipublikasika oleh media-media Iran. Dalam wawancara tersebut, Elbaradei kembali menegaskan bahwa Tim Inspeksi IAEA yang ditugaskan meninjau situs-situs nuklir Iran, kembali tidak menemukan penyimpangan program nuklir Tehran untuk kepentingan selain sipil. Dikatakannya pula, aktivitas nuklir Iran hingga kini berada dibawah pemantauang IAEA. Elbaradei dengan tegas mengatakan, "Tingkat pengayaan uranium di Iran masih berada di tingkat rendah. Untuk itu, aktivitas Iran hanya bisa digunakan untuk kepentingan sipil." Menurutnya, selama perselisihan antara Iran dan AS dalam setengah abad terakhir belum dapat diselesikan, isu nuklir Iran tak akan kunjung selesai. Ia juga mengakui bahwa Iran merupakan negara tangguh di kawasan. Untuk itu, Barat harus mengakui realitas tersebut. Elbaradei juga berharap hubungan Iran dan AS membaik di masa kepresidenan Obama.

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Uni Afrika digelar pada tanggal 2 Februari di ibukota Ethiopia, Addis Ababa. Salah satu topik penting dalam pertemuan tersebut adalah lobi-lobi Republik Islam Iran untuk menggelar KTT Uni Afrika-Iran, tahun depan, di Tehran. Untuk itu, Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran, Manoucher Mottaki yang juga menjadi anggota pengawas KTT Uni Afrika ikut serta dalam pertemuan tersebut di Addis Ababa. Mottaki juga membawa pesan khusus Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad, untuk KTT tersebut. Republik Islam Iran adalah negara anggota pengawas Uni Afrika. Dalam KTT sebelumnya yang digelar di Sharm El-Sheikh, Mesir, para pemimpin tinggi Afrika sepakat menyatakan Iran sebagai salah satu mitra strategis Afrika. KTT di Addis Ababa membahas langkah-langkah yang harus ditempuh untuk membangun infrastruktur Afrika. Selain itu, para pemimpin Afrika membahas krisis politik dan ekonomi di Zimbwabe, berlanjutnya konflik internal di Somalia dan Kongo, serta krisis Darfur. Disebutkan pula, kebrutalan Zionis Israel dalam tragegi kemanusiaan di Gaza adalah diantara topik yang dibahas dalam KTT Uni Afrika di Addis Ababa. Terkait hal ini, Uni Afrika juga akan mengeluarkan statemen. Di sela-sela KTT, Menteri Luar Negeri Iran melakukan berbagai pertemuan yang membahas perluasan hubungan Iran dan negara-negara Uni Afrika. (irib)




0 comments:

Enter Your email to Get Update Articles

Delivered by FeedBurner

Random Articles

Powered by Blogger.

Recent Comments

" Pro-Log for the Light Of AT TSAQOLAIN "

  © Free Blogger Templates Cool by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP