Islam Kembali Kehilangan Mujahid Besar
Rahbar : "I express my great sorrow over this tragic loss and extend my sincere condolences to the Iraqi nation, government, the Supreme Iraqi Islamic Council and his family."
"Pengabdian ulama mujahid ini sangat luar biasa dan tidak bisa dilupakan dalam pendirian pemerintahan nasional Irak baik sebelum berdomisili di Irak maupun pasca runtuhnya pemerintah Saddam dalam perubahan Irak"
Ahmadinejad : "Wafatnya Sayid Abdul Aziz Hakim merupakan musibah besar bagi bangsa tertindas Irak"
Presiden Irak, Jalal Talabani : "Sayid Abdul Aziz Hakim adalah teman seperjuangan"
Perdana Menteri Nouri Al-Maliki "Wafatnya Sayid Abdul Aziz Hakim sebagai musibah bangsa Irak dan umat Islam. Ia mengatakan, beliau adalah pejuang besar dan sabar serta senantiasa berupaya mempertahankan hak-hak bangsa Irak dalam proses pembentukan pemerintahan yang berlandaskan keadilan, kebebasan dan persamaan"
Ketua Majelis Tinggi Islam Irak, Sayid Abdul Aziz Hakim adalah pejuang kebebasan Irak dari cengkraman diktator rezim Saddam Hussein. Ulama ini kemarin (Rabu,26/8) meninggal dunia di rumah sakit Masih Daneshvari, Teheran akibat kanker paru-paru. Sayid Abdul Aziz Hakim lahir di kota Najaf, Irak pada 1949 di tengah keluarga ulama. Ayah beliau adalah seorang marja besar Syiah, Ayatullah al-Udzma Sayid Mohsen Hakim. Ketujuh saudaranya gugur syahid di tangan rezim Saddam Hussein. Setelah Ayatullah Muhammad Baqir Sadr mengeluarkan fatwa perang bersenjata melawan Saddam, Hakim bangkit mendirikan Gerakan Mujahidin Irak yang merupakan cikal bakal terbentuknya pasukan Badr. Gerakan Mujahidin Irak merupakan gerakan pertama yang memangku senjata melawan kediktatoran Saddam.
Pada 1981, Sayid Abdul Aziz Hakim bersama saudaranya Syahid Muhammad Baqir Hakim hijrah ke Iran dan bersama sejumlah ulama Irak lainnya membentuk Organisasi Jamaah Ulama. Pada 1982, organisasi ini berganti nama menjadi Majelis Tinggi Revolusi Islam Irak. Pasca tergulingnya Saddam Hussein, Syahid Muhammad Baqir Hakim kembali ke kota Najaf dan Sayid Abdul Aziz Hakim pergi ke Baghdad untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik dan pembentukan pemerintah nasional Irak. Pada masa itu, Dewan Pemerintahan Irak dibentuk untuk melawan dominasi kekuasaan para pejabat AS.
Pada 29 Agustus 2003, Ketua Majelis Tinggi Revolusi Islam Irak saat itu, Muhammad Baqir Hakim gugur syahid dalam sebuah aksi teror di kota Najaf dan anggota dewan pusat organisasi ini secara aklamasi memilih Sayid Abdul Aziz Hakim sebagai ketua baru mereka. Seiring perkembangan kondisi di Irak, mejelis ini mengubah namanya menjadi Majelis Tinggi Islam Irak dan meneruskan perjuangan lewat kanal politik dan diplomasi. Karir politik Sayid Abdul Aziz Hakim menanjak dari menjabat sebagai ketua Majelis Tinggi Islam Irak, presiden Dewan Pemerintahan Irak hingga ketua Aliansi Irak Bersatu.
Berita wafatnya Sayid Abdul Aziz Hakim mendapat publikasi luas media-media Irak, Timur Tengah dan dunia. Presiden Irak, Jalal Talabani dalam pesan dukanya menyebut Abdul Aziz Hakim sebagai sahabatnya dan pejuang besar yang memiliki andil dalam menggulingkan rezim Saddam. Perdana Menteri Irak, Nouri al-Maliki dalam keterangannya juga menyebut tokoh politik itu sebagai pejuang, ulama besar, dan pembela hak-hak bangsa Irak dalam membentuk sistem pemerintahan yang berlandaskan keadilan dan persamaan. Majelis Tinggi Islam Irak dalam statemennya juga mengucapkan belasungkawa kepada bangsa Irak dan menilai Sayid Abdul Aziz Hakim sebagai politikus ulung dan tokoh berpengaruh Irak selama beberapa tahun terakhir.
Kantor Berita Associated Press menulis, "Ketua Majelis Tinggi Islam Irak termasuk salah satu politikus besar Irak dan memiliki peran besar di kancah politik negara itu sejak tergulingnya Saddam Hussein pada 2003 lalu." (Irib/presstv)
1 comments:
Nur ilmu tercabut
Melalui tangan malakut
'Alimin umat pun menyusut
(LF)
wafat satu, tumbuh seribu...
Post a Comment