Antara Wada' dan Ghadir Khum

Rasulullah SAWW bersabda :
"Hari Al Ghadir adalah hari raya terbaik umatku. Inilah Hari ketika ALLAH SWT menetapkan Ali bin Abi tholib, saudaraku sebagai pijakan, yang berpaling kepadanya setiap orang yang membutuhkan bimbingan sepeninggalku. Inilah Juga hari ketika ALLAH SWT menyempurnakan AgamaNYA, mencukupkan NikmatNYA dan
menetapkan Islam sebagai Agama"

Haji Wada’ (Haji Perpisahan)
Madinah Tahun 10 Hijriyah….

Kekuatan dan Kemandirian ISLAM dibawah Kepemimpinan Rasulillahi Shalallahu alaihi Wa Alihi Wassalam telah mencapai puncaknya hingga Kaum Muslimin pun dapat menjalankan Ibadah kepada ALLAH SWT dengan hati damai dan tanpa tekanan politik ataupun kekhawatiran di dada.

Perintah ALLAH Azza wa Jalla Turun agar Beliau SAWW ikut menyertai Ibadah Haji di tahun ini (10H) sebagai penegas akan segala ritus ritus Ibadah Haji yang benar seperti telah diajarkan Nabi Ibrahim AS dan membuang semua amalan amalan yang salah yang berasal dari Zaman Jahiliyah.

Beberapa Hari Menjelang 28 Dzulkaidah 10 H, pengumuman di sebar diseluruh penjuru Wilayah ISLAM agar Kaum Muslim menyambut Panggilan ALLAH tuk beribadah Haji. Hingga tak kurang dari 120 ribu jamaah dari seluruh penjuru Wilayah ISLAM yang tersebar di berbagai Negara datang menyambut Panggilan ALLAH dan RasulNYA.

66 Ekor hewan Kurban dibawa Rombongan Madinah bersama ratusan lebih lainnya dibawa oleh para jamaah sebagai hewan tuk di sembelih dalam prosesi Haji dan Nabi Suci sendiri yang bertindak sebagai Qarin

Amirul Mukminin Imam Ali AS kala itu belum bergabung dengan Rombongan Madinah dikarenakan Beliau Mengemban Tugas Mulia tuk menghimpun Khumus (1/5 Hak ALLAH dan RasulNYA) dari Penduduk Yaman.

Sepanjang Perjalanannya Rombongan Madinah bertemu dengan ratusan ribu rombongan jamaah lainnya dan bersama Jamaah agung tersebut bergerak menuju Baitul Al Haramain dengan tiada henti mengalunkan ‘Labbaik’

4 Dzulhijah 10 H

Rasulillahi Shalallahu alaihi wa Alihi Wassalam sampai di kota Mekah, disaat inilah Imam Ali AS bertemu dengan Rasul Suci SAWW. Syaikh al Mufid mencatat bahwa Amirul Mukminin Ali AS membawa 34 Hewan Kurban.

Kemudian dimulailah prosesi Haji, saat Nabi Suci bertawaf beliau menghadap kepada Hajar aswad dan melakukan Istilam (mengusap Hajar Aswad sebagaimana Nabi Ibrahim AS melakukannya saat membangun kembali pondasi Ka’bah), setelahnya beliau mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali. Selesai prosesi ini, Nabi Suci SAWW melakukan sholat tawaf 2 rokaat didekat Makam Nabi ALLAH Ibrahim AS.

Kemudian Beliau SAWW, melakukan Sa’I antara shafa dan marwah.

QS. Al Baqarah ayat 196 :
Dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah karena Allah

Rasul Suci menjelaskan dalam Sabdanya : ‘Haji dan Umrah telah dimasukkan ALLAH Kedalam Haji hingga Hari Akhir (Al Irsyad – Syaikh al Mufid)

Setelahnya Beliau melakukan pemotongan Hewan kurban bersama jama’ah lainnya. Diantara para jamaah yang hadir banyak yang tidak membawa hewan kurban, Beberapa diantaranya ada yang termasuk tidak membawa Kurban maka Nabipun memerintahkan Jamaah yang tidak membawa kurban tuk keluar dari kondisi ihram.

Beliau SAWW menegaskan bahwa Bagi mereka yang tidak membawa kurban hanya melakukan umrah saja dan tidak ada haji baginya. Sebagian Jamaah mematuhi Perintah Beliau SAWW, sementara lainnya menentang Nabi.

QS Al Ahzab Ayat 57
Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya. Allah akan melaknatinya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan.

Haji Wada’ dan Idhul Ghadir

Menceritakan Haji wada’ tidak dapat lepas dari menceritakan Peristiwa penting yang berkaitan dengannya Yaitu Iedul Ghadir. Hari Raya terbesar setelah Iedul Fitri dan Iedul Adha. Hari Raya Umat ISLAM dimana saat Hari itu Agama telah Sempurna dengan adanya pengangkatan Amirul Mukminin (pemimpin Mukminin dan Mukminat) oleh sang Kekasih ALLAH, Nabi Yang Dicinta Langit dan Bumi, Asbab Dunia, Sayyidul Wujud al Musthofa Shalallahu alaihi wa alihi wassalam atas perintah Dzat Adikodrati, Dzat Yang KeMahaannya tiada Tanding, tiada yang serupa denganNYA, Tiada akal yang mampu menjangkauNYA ALLAH Robbul Arshil Karim Jalal Jallahu Ta’ala…

Sekelumit tentang Peristiwa GhadirKum dan Keistimewaan serta Perintah ALLAH

18 Dzulhijjah 10 H

Rasulillahi Shalallahu alaihi Wa Alihi Wassalam menerima Wahyu dari ALLAH melalui Jibril AS tuk mendeklarasikan Immamah dan menyampaikan Pesan Penting kepada seluruh Generasi Manusia sepanjang Masa.

Dihadapan 120000 orang Jamaah ; setelah para sahabat memanggil balik rombongan yang dahulu dan menstop Jamaah yang belakangan, Beliau yang Suci SAWW menyampaikan Khutbah Terakhir beliau dihadapan Jamaah terbesar dalam Sejarah.

Kurang lebih ada 11 point penting yang Beliau Sampaikan dalam Peristiwa bersejarah ini. Diantaranya :

• Pusaka Nabi Terberat ( At Tsaqalain )

“…Al Quran dan Itrah Ahlul Bayt…”

• Penetapan Kepemimpinan Immamah Dua Belas Imam

Kepemimpinan Pelanjut Beliau sebagai Mercusuar Keselamatan Umat ada pada Keturunan Beliau Yang Suci sebagai Imam al Mubin sebagai Penjelas dan Pencerah segala sesuatu Juga hanya pada Imam Sucilah Ayat Ayat Mustabiyah dijelaskan. Pada point ini Beliau SAWW menyampaikan Keutamaan Imam Ali AS dan Keutamaan Imam Imam keturunan Beliau AS yang juga Beliau SAWW sebut sebagai Putra Putra Beliau SAWW.

Berikut Petikan Sabda Beliau dalam Khutbah tersebut :

“…Sesungguhnya ALLAH Azza Wa Jalla adalah pemilik dan sesembahan Kalian, kemudian diikuti Rasul dan NabiNYA kemudian setelahku Ali, adalah pemimpin dan imam kalian. Ini amanah ALLAH. Setelah itu immamah terdapat pada keturunanku dari sulbi Ali hingga datang saat kalian menjumpai ALLAH dan RasulNYA”

“… Sungguh tiada ilmu kecuali telah ku ungkapkan semua itu kepada Ali. Dialah Imam yang mencerahkan (al Imam al Mubin) sebagaimana telah ALLAH ingatkan dalam Surah Yasin”

Al Quran Surah Yasin ayat 12 :
Inna nahnu yuhyil mawta wa naktubu ma qaddamu wa asarahum wa kulla syaiin ahsainahu fi imamim mubin

Dan segala sesuatu Kami kumpulkan pada imam mubin ( imam yang memberi penjelasan)

“…Wahai Manusia, Sesungguhnya Ali dan orang orang Shaleh dari sulbinya dan dari keturunanku adalah Ats Tsaql Al Ashghar sedangkan Al Quran adalah Ats tsaql Al Akbar. Tiap tiap dari keduanya akan menjelaskan dan mengokohkan satu sama lain. Keduanya tidak akan berpisah hingga berjumpa denganku di haudh…”

“…tidak pernah akan ada Amirul Mukminin selain saudaraku ini (Ali). Sungguh tidak halal hak kepemimpinan atas orang orang mukmin setelahku bagi orang selainnya”

Isyarat kepada Maksud maksud Kaum Munafiq dalam tubuh ISLAM

“Wahai Manusia, berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada cahaya (Al-Quran) yang telah Kami turunkan. (QS. At Thagabun ayat 8) sebelum Kami mengubah muka (mu), lalu Kami putarkan ke belakang atau Kami laknat mereka sebagaimana Kami telah melaknat orang-orang (yang berbuat maksiat) pada hari Sabath (QS. An Nisa ayat 47)”

Demi ALLAH, tidak ada maksud ayat ayat diatas kecuali sekelompok orang dari sahabat sahabatku yang ku kenali nama namanya dan nasab nasabnya tetapi aku diperintahkan mengabaikan mereka..”

Note : Bayhaqi, Ibn Katsir, Ibn Hazm meredaksikan detil sebuah peristiwa makar sekelompok sahabat yang berupaya melakukan pembunuhan Nabi Suci SAWW di Daerah Tabuk, Dalam Kitab yang sama terungkap pula asal Muasal Huzaifah mendapat sebutan Shahib sirri al Nabi (Pemilik Rahasia Nabi). Dalam Kitab yang lain lagi (dari Jalur terpecaya Perawi Syiah) wajah wajah mereka dikenali Nabi dan Sahabatnya karena saat Itu Dari Tangan Suci Nabi SAWW keluar cahaya benderang dan menampakkan wajah wajah para Munafiqin tersebut---

Point dalam Khutbah Ghadir Kum ini secara tegas menunjukkan bahwa Nabi Suci SAWW mengetahui Kelompok munafiqin dalam barisan sahabat.

Sumber sumber Rujukan :
Ar Risalah Terbitan Lentera Jakarta
Pusaka Nabi Terbitan Zahra Jakarta
Majma Al Bayan
Shahih Muslim
Tafsir Ibnu Khatsir
Al Irsyad – Syaikh al Mufid
Sirah Ibnu Hisyam
Tariq Thabari