Ayat Imammah dan Rasikhuna Fil Ilmi
SURAT AL – BAQARAH : 124
Ayat Imamah
“Dan ingatlah ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu Ibrahim melengkapinya. Allah berfirman: “Sungguh aku akan menjadikanmu seorang imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim memohon: “ Juga dari keturunanku”. Allah berfirman: “Janjiku ini (Imamah) tidak akan mengenai orang yang zalim” (Al-Baqarah : 124)
Ayat Imamah
“Dan ingatlah ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu Ibrahim melengkapinya. Allah berfirman: “Sungguh aku akan menjadikanmu seorang imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim memohon: “ Juga dari keturunanku”. Allah berfirman: “Janjiku ini (Imamah) tidak akan mengenai orang yang zalim” (Al-Baqarah : 124)
Dalam Tafsir Al-Mizan, oleh Allamah Thabathaba’i, jilid 1, halaman 273, diriwayatkan bahwa Imam Ja’far Ash-Shadiq As berkata :
“Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla menerima Nabi Ibrahim As sebagai seorang hamba sebelum Dia menjadikan ia seorang Nabi, mengangkatnya menjadi Nabi sebelum Dia memilihnya menjadi Rasul, mengangkatnya menjadi Rasul sebelum menjadikannya sebagai kekasih-Nya (Khalilullah), Allah menjadikannya ia sebagai Khalilullah sebelum mengangkatnya menjadi seorang Imam, dan setelah Allah menganugerahkannya semua itu kepadanya, maka Dia berfirman: “Sungguh Aku jadikan kamu imam bagi seluruh manusia”.
Karena maqam Imamah itu sangat agung baginya maka beliau memohon kepada Allah: “Dan dari keturunanku juga”. Kemudian Allah menjawab” “janjiku ini (Imamah) tidak akan mengenai orang-orang zalim”.
Selanjutnya Imam Ja’far As berkata: "Orang yang bodoh tidak akan menjadi imam orang yang bertaqwa "
Allamah Thabathaba’i mengatakan:
Berdasarkan riwayat yang dimaksud dengan “Kalimat” dalam ayat ini adalah Imamah Nabi Ibrahim (a.s), Imamah Ishaq dan keturunannya, kemudian ia menyempurnakannya dengan Imamah Muhammad SAW dan para Imam Ahlul Bait (a.s) dari keturunan Nabi Ismail (a.s). Kemudian Allah memperjelas persoalan ini dengan firman-Nya: “Sungguh Aku akan menjadikan kamu imam bagi seluruh manusia.”
Imammah adalah padanan dari Tauhid, karena tanpa pemimpin Agama yang menjaga Risalah, upaya mendekati Sang Nabi Suci ataupun Dzat Maha Suci hanyalah akan berbuah kesia siaan, Karena setiap langkah yang berjalan haruslah melalu Pintu yang di tunjukNya.
"Ana Madinatul Ilmi wa Aliyyun babuha"
Tidak akan dapat teraih Kota Madinah (Rasulillah Saww) kecuali melalui pintu Kesucian (al Imam Ali ibn Abi Tholib As).
Pengetahuan Mutlak akan Al Quran hanyalah disisi ALLAH dan
Pada Manusia Suci yang Rasikhuna fil Ilmi
Pada Manusia Suci yang Rasikhuna fil Ilmi
QS Al Waqiyyah ayat 77-79
Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh), tidak menyentuhnya (makna terdalam) kecuali orang-orang yang disucikan.
QS ALi Imran ayat 7
“Dialah yang menurunkan Al-Qur’an kepadamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah Ummul Kitab dan yang lain (ayat-ayat) mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti ayat-ayat yang mutasyabihat daripadanya menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari ta’wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta’wilnya kecuali Allah dan orang-orang yang mendalam ilmunya. Mereka (yang mendalam ilmunya) berkata : ‘Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami’. Dan tidak dapat mengambil pelajaran daripadanya kecuali orang-orang yang berakal”.
Muhammad bin Ya'qub meriwayatkan dengan sanad yang sahih, dari Imam Ja'far Ash Shadiq As beliau yang suci berkata : "Kami adalah orang-orang yang diwajibkan oleh Allah untuk ditaati, dan kami adalah orang-orang yang mendalam ilmunya (Rasikhuna fil 'ilmi) dan kami pun juga orang-orang yang dihasudi..".
{Tafsir Ali bin Ibrahim Al-Qummi, jilid 1, halaman 96}
0 comments:
Post a Comment