Setitik Akal memberangus Dogma
Tentang Sifat Allah..
Abu Hurairah berkata dalam sebuah hadist “shahih” versi dia sendiri..yang dinukil Oleh Bukhari dalam Shahihnya
“Allah turun ke langit dunia pada sepertiga malam..”
Analisis akal:
Dalam sebuah kitab kebanggaan Pengikut Ibnu Taymiyah; digambarkan bagaimana Allah turun dengan di contohkan Ibnu taymiyah turun dari Mimbarnya.
Masya ALLAH...!!
Bagaimana mungkin... Manusia yang diberi keterbatasan akal mampu menjangkau Dzat Pencipta yang Maha Halus Lagi Maha Mulia..
Dengan keterbatasannya pula Manusia melarang dirinya tuk mengambil segala yang baik dalam beragama dan menyingkirkan segala yang buruk.
Kontradiktif. Demikian analisa saya.
Keterbatasan akal dipakai untuk menggapai “ketidak terbatas”
Benturkan dengan Al Quran Surah Al An’am Ayat 103:
“Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.”
Lalu…
Abu Hurairah berkata dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim :
“Allah menciptakan adam dengan Citra-Nya sendiri…”
Analisis akal:
Dengan Hadist diatas kita “dipaksa” tuk menggambarkan ALLAH sebagaimana bentuk Adam yang dengannya pula Mirip kita..
Sebuah Pemasungan logika..!!
Lihat lah Al Quran As Syuura (11) :
… Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat.
Bagaimana akal antum yang telah dianugrahkan dan menjadikan kita sebagai Khalifah di Muka Bumi bisa meng’amini” Hadist yang bertentangan Al Quran ini…?
--
Sebagai tambahan lain:
Saya bawakan potongan khutbah Menantu sekaligus Saudara Rasul SAWW, Penghulu para Imam, Manusia Kebanggaan Rasul SAWW, Jawara Terbuas nan lembut perangainya. Amirul Mukminin Imam Ali bin Abi Thalib Karamallahu wajha.. dari kitab Alur Kefasihan-Nahj al Balaghoh :
Mengenai Sifat ALLAH :
“Dialah ALLAH yang Benar lagi Yang Menjelaskan (segala sesuatu menurut hakikat sebenarnya), Yang lebih Benar dan lebih Jelas daripada yang dilihat oleh mata. Dia tidak dapat dicapai oleh akal dengan pembatasan, maka tiadalah Dia dapat disamakan (dengan Sesuatu). Tidak pula Dia ditimpa oleh Faham dengan perkiraan, maka Dia tidak dapat diserupakan. Tidak ada keawalan-Nya permulaan dan tidak ada dalam keazalian-Nya kesudahan (kesirnaan). Dia Yang Awal dan senantiasa Awal (tidak berubah keadaaan-Nya), dan Dia MahaKekal tanpa batas waktu (kematian). Dahi-dahi bersujud kepada-Nya dan bibir-bibir pun mentauhidkan-Nya. Dia membatasi segala sesuatu saat penciptaannya, yang menjadi penjelas bagi kesamaannya.”
---
Audzubillah Himminassyaitonnirodzim
Bismillahi Ar Rohman Ar Rohim
SubhanALLAH wabi Hamdi SubhanALLAH Hil adzim
Subhanaka Ya ALLAH Ya Rohman Ya Rohim Ya Quddus Ya Lathif Ya Mubdi Ya Muqaddim Ya Mu’Akhhir Ya Awwal Ya Akhir Ya Nur.. Ya Nur.. Ya Nur….
Subhanaka ya la Ilaha Illa ant al ghauts al ghauts shalli ala Muhammaddin Wa ali Muhammad Khallishna minan nar ya Rabb…
0 comments:
Post a Comment