Balasan Atas Para pembantai Imam Husein As
Ditengah kerumunan Pesta pembakaran Kemah Karbala, Umar Bin Saad (LA) berteriak dengan lantang, "Siapa yang mau menjadi sukarelawan untuk menginjak-injak jasad Al-Husain dengan kaki kudanya ?"
segera sepuluh orang maju menyatakan kesediaan mereka. Mereka adalah:
Ishaq bin Haubah yang juga merampas baju Al-Husain.
Akhnas bin Mirtsad.
Hakim bin Thufail Al-Sabi'i
'Amr bin Shabih Al-Shaidawi
Raja' bin Munqidz Al-'Abdi
Salim bin Khaitsamah Al-Ja'fi
Shaleh bin Wahb Al-Ja'fi
Wahidh bin Ghanim
Hani bin Tsubait Al-Hadhrami
Usaid bin Malik
Kesepuluh Manusia Durjana itu maju dan menginjak-injak jasad Al-Husain as. dengan kaki kuda mereka hingga dada dan punggung Cucu Nabi Saww itu hancur.. (Ya Husseinna..…Ya Husseinna..…Ya Syahidda....)
Diselingi Gelak Tawa dan Tanpa Rasa Takut mereka terus melakukan perbuatan kejinya..
Hingga ketika mereka sampai di Kuffah Kesepuluh Manusia Hina itu datang menghadap Ubaidillah bin Ziyad. Usaid bin Malik, salah seorang dari mereka, berkata:
Kamilah yang menghancurkan dada dan punggungnya
Dengan kuda yang lincah dan bertali kekang kuat
Kepada mereka Ibnu Ziyad bertanya, "Siapakah kalian?"
Dengan bangga mereka menjawab, "Kami adalah orang-orang yang menginjak-injak jasad Al-Husain dengan kuda kami. Kami telah berhasil melumatkan punggung dan dadanya."
Ubaidillah bin Ziyad sangat puas mendengar jawaban itu. Ia lalu memerintahkan untuk memberi mereka sedikit hadiah.
Seorang Tabi'in Abu Umar Al-Zahid berkata, "Setelah kami teliti, ternyata kesepuluh orang tersebut adalah anak hasil zina."
Manusia Manusia Hina yang telah melakukan kekejian pada Cucu Kinasih Nabi al Husein As pun di akhir hayatnya diperlakukan secara sama oleh Mukhtar yang mengobarkan pembalasan pada Kaum durjan, hingga akhirnya Mukhtar berhasil menangkap mereka semua. Setelah mengikat mereka dengan rantai besi, ia memerintahkan pasukan berkudanya untuk menginjak-injak dan melumatkan punggung mereka. Mereka semua tewas dengan cara demikian.
Atha' bin Abi Rabbah, seorang tabi'in juga berkata: Aku pernah bertemu dengan seorang buta yang ikut menyaksikan pembantaian terhadap Al-Husain as. Kepadanya aku bertanya perihal penyebab kebutaannya.
Dia menjawab, "Aku menyaksikan pembantaian itu dari dekat. Bahkan aku termasuk salah satu dari kesepuluh orang tersebut. Hanya saja aku tidak ikut andil memukul atau melempar sesuatu kepada Al-Husain. Setelah beliau terbunuh, aku pulang ke rumahku, lalu melaksanakan salat Isya' dan kemudian tidur. Tiba-tiba aku melihat ada seorang yang datang kepadaku dan mengatakan, "Jawablah pertanyaan Rasulullah !"
Kukatakan, "Ada apa sehingga aku mesti pergi menemui beliau ?"
Tanpa menjawab, ia memegangku dengan erat dan menyeretku. Aku melihat Nabi saw. duduk di padang sahara. Kegelisahan tampak jelas pada raut wajahnya. Beliau bertopang dagu pada kedua tangannya. Sebuah senjata kecil ada di tangan beliau. Di sebelah Rasulullah saw., kulihat ada seorang malaikat yang berdiri tegak dengan menghunus pedang yang terbuat dari api. Sembilan orang temanku telah lebih dahulu tewas di tangannya. Setiap ia memukulkan pedangnya, api segera tersembur darinya dan memanggang tubuh mereka.
Aku mendekat ke tempat beliau berada dan bersimpuh di hadapannya. Aku sapa beliau, "Assalamu 'alaika, ya Rasulullah." Tak kudengar jawaban beliau. Lama beliau berdiam diri. Kemudian sambil mengangkat wajahnya, beliau bersabda, "Hai musuh Allah, kau telah menginjak-injak kehormatanku, membantai keluargaku dan tidak mengindahkan hakku sama sekali. Bukankah demikian ?"
Jawabku, "Ya Rasulullah, demi Allah, aku tidak ikut andil dalam memukulkan pedang, menusukkan tombak atau melemparkan anak panah sama sekali."
"Benar," jawab beliau. "Tapi bukankah kau telah ikut dalam menambah jumlah mereka ? Mendekatlah kemari !"
Aku mendekat. Beliau menunjukkan kepadaku sebuah bejana yang dipenuhi darah seraya bersabda, "Ini adalah darah cucu kesayanganku Al-Husain."
Lalu beliau memoles mataku dengan darah itu. Ketika terjaga dari tidurku, mataku menjadi buta sampai sekarang."
Balasan Akhirat Lebih Pedih..!!
Diriwayatkan dari Imam Ja'far As Shadiq as dari Ayahnya dari kakek kakeknya yang suci dari Baginda Rasulillah Saww yang bersabda :
"Di hari kiamat kelak, Allah akan membangunkan sebuah kubah yang terbuat dari cahaya untuk Fatimah. Lalu Al-Husain akan datang dengan kepala di tangannya. Saat menyaksikan hal itu, Fatimah menjerit histeris hingga tak ada satupun malaikat maupun nabi kecuali ikut larut dalam tangisan menyertainya. Maka Allah menampakkannya di depan Fatimah dalam sebaik-baik rupa. Kemudian Al-Husain as. menyerang para pembunuhnya tanpa kepala. Setelah itu Allah menghadapkan kepadaku semua orang yang ikut andil dalam membantai dan mencincangnya untuk kubunuh semuanya. Lalu mereka dihidupkan kembali untuk dibunuh oleh Amirul Mukminin Ali. Setelah itu mereka dibangkitkan lagi. Kini giliran Al-Hasan membantai mereka. Mereka hidup lagi. Al-Husain membunuh mereka semua. Kemudian mereka dihidupkan lagi. Lalu satu persatu keturunanku membunuh mereka semua. Saat itulah, kemarahan dan dendam yang lama terpendam tersalurkan dan semua derita dapat dilupakan."
Kemudian Imam Ja'far Shadiq as. berkata, "Semoga Allah merahmati syiah kita. Demi Allah, mereka adalah orang-orang Mukmin sejati. Mereka ikut menyertai kita dalam musibah dengan kesedihan dan derita mereka yang berkepanjangan."
Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Di hari kimat kelak, Fatimah datang diiringi oleh sekelompok wanita. Terdengar suara yang mempersilahkannya untuk masuk surga. Ia menolak dan berkata, "Aku tidak akan masuk sebelum tahu apa yang diperbuat umat terhadap anakku."
Terdengar suara, "Lihatlah ke tengah-tenah padang Mahsyar !" Fatimah as. melihat Al-Husain as. berdiri tegak tanpa kepala. Ia menjerit histeris menyaksikan keadaan anaknya. Akupun ikut menjerit mendengar jeritannya. Demikian juga para malaikat."
Dalam riwayat lain disebutkan: Fatimah meratap dan mengatakan, "Oh anakku! Oh buah hatiku!" Beliau meneruskan, Saat itulah Allah murka karena kemarahan Fatimah, lalu memerintahkan agar mereka semua dimasukkan ke dalam neraka yang disebut Habhab yang telah dinyalakan seribu tahun lamanya hingga berwarna hitam. Tak ada jalan bagi kesenangan untuk masuk ke dalamnya dan tak ada jalan bagi kesusahan untuk keluar darinya. Datang perintah dari Tuhan kepadanya, "Santaplah para pembunuh Al-Husain!" Neraka itupun segera melahap habis mereka. Setelah mereka berada di dalamnya, ia menggelegar diiringi oleh teriakan dan jeritan mereka.
Mereka lantas berseru, "Tuhan, mengapa Engkau menyiksa kami sebelum para penyembah berhala ?"
Datang jawaban dari Allah yang mengatakan, "Orang yang tahu tidak seperti orang yang tidak mengetahui."
Kedua hadits ini diriwayatkan oleh Syaikh Ibnu Babuwaih dalam kitab 'Iqabu Al-A'mal
0 comments:
Post a Comment