Jibril Al Amin As di Ghadir Khum :

" Rasul (umat) ini telah mengikat perjanjian abadi setiap Mukmin yang tiada yang akan berpaling kecuali tidak Percaya Tuhan "


March 2, 2009

Iraq Dan Iran Adalah Sahabat

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Sabtu petang (28/2) menerima ‎kunjungan Presiden Irak Jalal Talabani dan rombongan. Dalam pertemuan itu Rahbar menyinggung hubungan bilateral yang ‎erat antara Iran dan Irak serta kedekatan kultur, sejarah dan agama kedua bangsa. Beliau mengatakan, "Potensi yang besar ‎ini secara alamiah meniscayakan perluasan hubungan di berbagai bidang dan pelaksanaan kesepakatan yang telah dicapai." ‎Rahbar menyebut Republik Islam Iran sebagai negara sahabat sejati bagi Irak. "Kami memandang penting perkembangan ‎dan nasib Irak. Iran telah melakukan apa yang bisa dilakukannya untuk membantu tegaknya pemerintahan di Irak, serta ‎stabilitas dan keamanan di negara ini. Di masa mendatangpun langkah yang sama akan selalu dilakukan oleh Iran,' jelas ‎beliau.‎

Pemimpin Besar Revolusi Islam menilai Irak sebagai negara dengan kekayaan alam yang berlimpah. Beliau mengatakan, ‎‎"Irak tidak memerlukan bantuan materi dan keuangan. Akan tetapi Republik Islam Iran bisa berbagi pengalaman dan ‎keberhasilan yang telah didapatkannya di berbagai bidang dengan saudara-saudaranya di Irak."‎

Ayatollah Al-Udzma Khamenei menambahkan, "Tentunya ada sejumlah pihak yang sangat tidak menyukai perluasan ‎hubungan Iran dengan Irak. Karena itu, kita harus cerdas dalam menghadapi bisikan dan godaan."‎

Beliau menjelaskan bahwa keberadaan tentara AS dan Inggris bersama tim-tim ahli mereka dan agen-agen keamanannya ‎justeru merugikan Irak. "Tentara pendudukan harus secepatnya meninggalkan Irak, sebab setiap satu hari penundaan ‎penarikan mundur tentara asing dari Irak akan merugikan bangsa Irak," tegas Rahbar.‎

Pemimpin Besar Revolusi Islam mengingatkan bahwa AS sedang mempersiapkan agenda untuk bisa menduduki Irak dalam ‎jangka waktu yang lama bahkan secara permanen. Dan ini adalah bahaya besar yang harus disadari oleh para petinggi Irak. ‎Beliau menandaskan bahwa pihak-pihak asing tidak menghendaki Irak maju dan stabil. Mereka juga tidak menyukai ‎kedekatan hubungan Iran dengan Irak.‎

Kepada Presiden Irak, Rahbar mengatakan, "Sangat dihadapkan, Anda dan Perdana Menteri Irak Nuri Maliki menindaklanjuti ‎dengan serius seluruh kesepakatan dan kesepahaman bilateral yang ada." ‎

Beliau menyinggung masalah pengusiran kelompok Munafikin (Mujahidin Khalq Organisation/MKO) dari Irak sebagai salah ‎satu masalah yang telah disepakati kedua negara. "Keputusan itu harus dilaksanakan dan kami menantikan ‎pelaksanaannya,"tegas Rahbar.‎

Ayatollah Al-Udzma Khamenei menyebut kelompok Munafikin sebagai biang kejahatan dan keburukan. Mengenai sikap Uni ‎Eropa yang mencoret nama MKO dari daftar kelompok teroris, beliau mengatakan, "Keputusan Uni Eropa ini menunjukkan ‎bahwa di mata Barat, teroris atau bukan adalah masalah kesepakatan semata yang tidak ada kaitannya dengan fakta yang ‎sebenarnya."‎

Beliau melanjutkan, "Meski telah mengambil keputusan seperti itu, namun Eropa tidak bersedia menerima kelompok ‎Munafikin di wilayah mereka."‎

Pemimpin Besar Revolusi Islam lebih lanjut mengangkat soal warga Iran yang berada di penjara-penjara Irak. Seraya ‎menyebut masalah ini sebagai salah satu poin yang telah disepakati penyelesaiannya oleh kedua negara, beliau mengatakan, ‎‎"Banyak dari mereka yang dipenjara tanpa melakukan kesalahan apapun. Meski sudah ada keputusan dari pemerintah Irak ‎untuk membebaskan mereka, namun sampai sekarang mereka masih berada di dalam penjara Irak. Karena itu, masalah ini ‎harus segara diselesaikan."‎

Di akhir pembicaraannya, Ayatollah Al-Udzma Khamenei menyampaikan rasa senangnya atas keberhasilan Irak menggelar ‎pemilihan umum dewan lokal. Menurut beliau, semua pihak harus cerdik menangkap adanya tipu daya dari elemen-lemen ‎kelompok Baath. "Bangsa Irak harus merebut kembali kemerdekaannya yang hakiki dengan menggalang persatuan dan ‎solidaritas. Negara ini harus tampil gemilang di tengah Dunia Islam," seru Rahbar.‎

Dalam pertemuan yang juga dihadiri oleh Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad itu, Presiden Irak Jalal ‎Talabani menyampaikan penghargaannya kepada pemerintah dan rakyat Iran yang telah memberikan dukungan dan ‎bantuan penuh kepada rakyat Irak. Talabani menyebut perundingannya dengan para pejabat tinggi Iran di Tehran ini ‎sebagai perundingan yang positif dan konstruktif. "Hubungan Iran dan Irak adalah hubungan yang khusus, istimewa dan ‎kokoh. Pejabat kedua negara dalam perundingan di Tehran sepakat untuk lebih meningkatkan hubungan ini," katanya.‎

Talabani menambahkan bahwa perluasan hubungan bilateral dan kerjasama Iran dan Irak akan menghasilkan perdamaian ‎dan stabilitas di kawasan. Presiden Irak tidak memungkiri adanya pihak-pihak yang mengkhawatirkan perluasan hubungan ‎Tehran-Baghdad. Tetapi menurutnya, perluasan hubungan ini menguntungkan kedua negara dan seluruh kawasan. ‎

Mengenai pengusiran kelompok Munafikin (MKO), Presiden Irak menjelaskan, "Munafikin adalah orang-orang penjahat yang ‎telah melakukan kejahatan tak terbatas terhadap rakyat Irak. Pemerintah Irak telah memutuskan untuk mengusir mereka ‎dan akan melaksanakan keputusan ini."‎

Seraya menyinggung gerakan kelompok Baath dalam menebar ketidakamanan dan merusak stabilitas dan ketenangan di ‎Irak, Presiden Talabani mengatakan, "Amat disayangkan, sebagian negara di kawasan tidak bersedia bekerjasama dengan ‎pemerintah Irak dalam menghadapi kelompok Baath."‎ (situs RAHBAR)



0 comments:

Enter Your email to Get Update Articles

Delivered by FeedBurner

Random Articles

Powered by Blogger.

Recent Comments

" Pro-Log for the Light Of AT TSAQOLAIN "

  © Free Blogger Templates Cool by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP