Iraq Dan Iran Adalah Sahabat
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Sabtu petang (28/2) menerima kunjungan Presiden Irak Jalal Talabani dan rombongan. Dalam pertemuan itu Rahbar menyinggung hubungan bilateral yang erat antara Iran dan Irak serta kedekatan kultur, sejarah dan agama kedua bangsa. Beliau mengatakan, "Potensi yang besar ini secara alamiah meniscayakan perluasan hubungan di berbagai bidang dan pelaksanaan kesepakatan yang telah dicapai." Rahbar menyebut Republik Islam Iran sebagai negara sahabat sejati bagi Irak. "Kami memandang penting perkembangan dan nasib Irak. Iran telah melakukan apa yang bisa dilakukannya untuk membantu tegaknya pemerintahan di Irak, serta stabilitas dan keamanan di negara ini. Di masa mendatangpun langkah yang sama akan selalu dilakukan oleh Iran,' jelas beliau.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menilai Irak sebagai negara dengan kekayaan alam yang berlimpah. Beliau mengatakan, "Irak tidak memerlukan bantuan materi dan keuangan. Akan tetapi Republik Islam Iran bisa berbagi pengalaman dan keberhasilan yang telah didapatkannya di berbagai bidang dengan saudara-saudaranya di Irak."
Ayatollah Al-Udzma Khamenei menambahkan, "Tentunya ada sejumlah pihak yang sangat tidak menyukai perluasan hubungan Iran dengan Irak. Karena itu, kita harus cerdas dalam menghadapi bisikan dan godaan."
Beliau menjelaskan bahwa keberadaan tentara AS dan Inggris bersama tim-tim ahli mereka dan agen-agen keamanannya justeru merugikan Irak. "Tentara pendudukan harus secepatnya meninggalkan Irak, sebab setiap satu hari penundaan penarikan mundur tentara asing dari Irak akan merugikan bangsa Irak," tegas Rahbar.
Pemimpin Besar Revolusi Islam mengingatkan bahwa AS sedang mempersiapkan agenda untuk bisa menduduki Irak dalam jangka waktu yang lama bahkan secara permanen. Dan ini adalah bahaya besar yang harus disadari oleh para petinggi Irak. Beliau menandaskan bahwa pihak-pihak asing tidak menghendaki Irak maju dan stabil. Mereka juga tidak menyukai kedekatan hubungan Iran dengan Irak.
Kepada Presiden Irak, Rahbar mengatakan, "Sangat dihadapkan, Anda dan Perdana Menteri Irak Nuri Maliki menindaklanjuti dengan serius seluruh kesepakatan dan kesepahaman bilateral yang ada."
Beliau menyinggung masalah pengusiran kelompok Munafikin (Mujahidin Khalq Organisation/MKO) dari Irak sebagai salah satu masalah yang telah disepakati kedua negara. "Keputusan itu harus dilaksanakan dan kami menantikan pelaksanaannya,"tegas Rahbar.
Ayatollah Al-Udzma Khamenei menyebut kelompok Munafikin sebagai biang kejahatan dan keburukan. Mengenai sikap Uni Eropa yang mencoret nama MKO dari daftar kelompok teroris, beliau mengatakan, "Keputusan Uni Eropa ini menunjukkan bahwa di mata Barat, teroris atau bukan adalah masalah kesepakatan semata yang tidak ada kaitannya dengan fakta yang sebenarnya."
Beliau melanjutkan, "Meski telah mengambil keputusan seperti itu, namun Eropa tidak bersedia menerima kelompok Munafikin di wilayah mereka."
Pemimpin Besar Revolusi Islam lebih lanjut mengangkat soal warga Iran yang berada di penjara-penjara Irak. Seraya menyebut masalah ini sebagai salah satu poin yang telah disepakati penyelesaiannya oleh kedua negara, beliau mengatakan, "Banyak dari mereka yang dipenjara tanpa melakukan kesalahan apapun. Meski sudah ada keputusan dari pemerintah Irak untuk membebaskan mereka, namun sampai sekarang mereka masih berada di dalam penjara Irak. Karena itu, masalah ini harus segara diselesaikan."
Di akhir pembicaraannya, Ayatollah Al-Udzma Khamenei menyampaikan rasa senangnya atas keberhasilan Irak menggelar pemilihan umum dewan lokal. Menurut beliau, semua pihak harus cerdik menangkap adanya tipu daya dari elemen-lemen kelompok Baath. "Bangsa Irak harus merebut kembali kemerdekaannya yang hakiki dengan menggalang persatuan dan solidaritas. Negara ini harus tampil gemilang di tengah Dunia Islam," seru Rahbar.
Dalam pertemuan yang juga dihadiri oleh Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad itu, Presiden Irak Jalal Talabani menyampaikan penghargaannya kepada pemerintah dan rakyat Iran yang telah memberikan dukungan dan bantuan penuh kepada rakyat Irak. Talabani menyebut perundingannya dengan para pejabat tinggi Iran di Tehran ini sebagai perundingan yang positif dan konstruktif. "Hubungan Iran dan Irak adalah hubungan yang khusus, istimewa dan kokoh. Pejabat kedua negara dalam perundingan di Tehran sepakat untuk lebih meningkatkan hubungan ini," katanya.
Talabani menambahkan bahwa perluasan hubungan bilateral dan kerjasama Iran dan Irak akan menghasilkan perdamaian dan stabilitas di kawasan. Presiden Irak tidak memungkiri adanya pihak-pihak yang mengkhawatirkan perluasan hubungan Tehran-Baghdad. Tetapi menurutnya, perluasan hubungan ini menguntungkan kedua negara dan seluruh kawasan.
Mengenai pengusiran kelompok Munafikin (MKO), Presiden Irak menjelaskan, "Munafikin adalah orang-orang penjahat yang telah melakukan kejahatan tak terbatas terhadap rakyat Irak. Pemerintah Irak telah memutuskan untuk mengusir mereka dan akan melaksanakan keputusan ini."
Seraya menyinggung gerakan kelompok Baath dalam menebar ketidakamanan dan merusak stabilitas dan ketenangan di Irak, Presiden Talabani mengatakan, "Amat disayangkan, sebagian negara di kawasan tidak bersedia bekerjasama dengan pemerintah Irak dalam menghadapi kelompok Baath." (situs RAHBAR)
0 comments:
Post a Comment