Jibril Al Amin As di Ghadir Khum :

" Rasul (umat) ini telah mengikat perjanjian abadi setiap Mukmin yang tiada yang akan berpaling kecuali tidak Percaya Tuhan "


January 8, 2010

Al Houthi Perspektif Irib

Sekilas Tentang Gerakan Al-Houthi

Gerakan Al-Houthi dibentuk oleh Husein Badruddin Thaba'thaba'i Al-Houthi. Husein Al-Houthi adalah anak Allamah Sheikh Badruddin Al-Houthi, tokoh Syiah Zaidiah Yaman. Husein Al-Hauthi memulai pendidikan dasarnya di tempat tinggalnya di Provinsi Saada, utara Yaman. Setelah itu ia melanjutkan pendidikannya di sekolah Wahhabi yang berafiliasi ke Gerakan Ikhwanul Muslimin Yaman.

Pada tahun 1991, Partai Sosialis berkuasa di Yaman berusaha untuk mencegah meluasnya pemikiran ekstrim Partai Asosiasi Reformasi Yaman dan untuk itu mereka membentuk Partai Al-Haq yang pandangannya berdasarkan Islam. Husein Al-Hauthi termasuk pendiri partai ini. Pada tahun 1993 Husein Al-Hauthi mengikuti pemilu legislatif dan terpilih menjadi anggota parlemen. Pada tahun 1996 mulai terjadi friksi dan perpecahan dalam tubuh pemerintah Yaman. Hal itu diakibatkan kembalinya warga Yaman bermazhab Wahhabi dari Afganistan. Demi mencegah tersebarnya pemikiran ekstrim dan keras ini, pemerintah meminta bantuan Husein Al-Hauthi.

Pada tahun 1997 Husein Al-Hauthi keluar dari Partai Al-Haq dan membentuk Gerakan Al-Syabab Al-Mukmin (Pemuda Mukmin). Di masa itu pemerintah masih memberikan bantuan kepada gerakan ini dan memberikan kesempatan untuk melakukan aktivitas melawan pemikiran Wahhabi. Pemerintah Amerika waktu itu juga menekan pemerintah Yaman untuk memberantas AlQaeda.

Namun segalanya berubah total pada tahun 2003. Sekitar 650 anggota Gerakan Al-Syabab Al-Mukmin ditahan dan dijebloskan ke dalam penjara akibat menyerukan slogan "mampus Amerika dan mampus Israel". Upaya keras Husein Al-Hauthi dan teman-temannya untuk membebaskan mereka tidak kunjung berhasil, bahkan mencapai jalan buntu. Sejak saat itu friksi antara Gerakan Al-Syabab Al-Mukmin dengan pemerintah semakin lebar. Awalnya pemerintah menekan gerakan ini lewat politik, namun lambat laun tekanan ini mulai memasuki tahapan militer dan hal itu terus berlangsung hingga saat ini.

Kini konstelasi politik Yaman telah berubah seratus delapan puluh derajat. Bila sebelumnya untuk mencegah penyebaran Wahhabi, pemerintah memanfaatkan Husein Al-Hauthi dan para pendukungnya, kini pemerintah malah meminta bantuan Wahhabi untuk menumpas Gerakan Al-Syabab Al-Mukmin.

Pemerintah Yaman Cap Al-Houthi Sebagai Pemberontak

Fenomena ini tentu saja sangat mengkhawatirkan pemerintah Ali Abdullah Saleh, terlebih lagi dengan mencermati semangat revolusioner orang-orang Syiah Yaman sepanjang sejarah. Untuk itu, langkah pertama yang dilakukan pemerintah adalah mencap mereka sebagai teroris dan pemberontak agar dapat menarik perhatian Amerika untuk menumpas mereka.

Demi menjalankan niatnya ini, Ali Abdullah Saleh tahun 2004 ikut dalam pertemuan kepala-kepala negara G-8 di Georgia, Amerika. Ia berunding dengan Bush dan kepala-kepala negara Eropa lainnya dan berusaha untuk menarik dukungan mereka menumpas orang-orang Syiah Yaman dan kelompok teroris AlQaeda. Bersamaan dengan itu, Ali Abdullah Saleh berusaha mempengaruhi negara-negara lain dan memanfaatkan anasir-anasir Ahli Sunnah yang memusuhi Syiah.

Begitu Ali Abdullah Saleh kembali dari Amerika, ia memerintahkan seluruh pasukan militer negaranya untuk menyerang total Provinsi Saada, khususnya daerah-daerah Nushur, Al Shafi'ah, Dhuhyan dan Marran. Segera setelah keluarnya perintah, jet-jet tempur dan pesawat pembom militer Yaman ikut membantu ratusan kendaraan berlapis baja dan artileri berat membombardir kawasan tersebut. Dengan demikian, Senin pagi tanggal 17 Juni 2004, kawasan hijau pegunungan Provinsi Saada menjadi sasaran serangan brutal pasukan militer Yaman dan hanya dalam beberapa menit daerah ini telah berubah menjadi neraka.

Segi Tiga Yaman, Arab Saudi dan AS di Perang Saada

Bagi pemerintah Yaman, gerakan Al-Houthi menjadi kendala besar dalam proses suksesi di negaranya. Bila masalah ini disederhanakan, sebenarnya Ali Abdullah Saleh membangun kekuasaannya berdasarkan partai politik yang bernama Partai Kongres Rakyat Umum (GPC). Namun partai yang menjadi tulang punggung kekuasaannya di Sanaa memainkan peran yang sama dengan Partai Demokratik Nasional (NDP) yang fungsinya hanya mengukuhkan kekuasaan Hosni Mubarak di Mesir. Kader-kader dua partai ini terdiri dari para intelijen dan perwira militer. Kekuasaan dengan formasi yang semacam ini menjadi faktor utama ketidakpuasan rakyat di Yaman, termasuk gerakan Al-Houthi.

Sementara Arab Saudi menilai syiah Yaman menjadi bahaya potensial bagi penyebaran Wahhabi di Yaman. Arab Saudi juga khawatir konflik yang terjadi Yaman bakal merembet ke negaranya dengan memperhatikan warga Syiah Arab Saudi yang tinggal di perbatasan Negara ini dengan Yaman. Namun Arab Saudi harus punya alasan yang dapat diterima untuk memasuki konflik ini. Namun intervensi Arab Saudi ini menemui batunya. Sepekan setelah menyerang posisi-posisi gerakan Al-Houthi, militer Arab Saudi langsung memanggil pasukan cadangannya untuk ikut dalam operasi-operasi militer di Yaman utara. Kenyataan ini menunjukkan militer Arab Saudi gagal dalam aksi-aksi militernya.

Amerika yang menyaksikan kegagalan sekutu terdekatnya di Timur Tengah langsung mengirimkan pasukannya guna menyelamatkan muka Arab Saudi yang sebelumnya telah babak belur di Lebanon, Palestina dan Irak. Sama seperti Arab Saudi, Amerika juga harus punya alasan untuk memasuki konflik internal Yaman. Pilihan jatuh kepada Umar Farouq Abdulmuthalab, warga Nigeria. Pada tanggal 25 Desember, ia berupaya melakukan aksi peledakan pada pesawat AS, Northwest yang bertolak dari Amsterdam ke Destoit. Namun Abdulmuthalab ditangkap sebelum melakukan aksi teror itu.

Sekaitan dengan Abdulmuthalab ini, Presiden Barack Obama Sabtu lalu (02/1) mengatakan, "Kami mengetahui bahwa Abdulmuthalab pergi ke Yaman yang merupakan negara sangat miskin dan sarat radikalisme."

Pertanyaannya, bila Abdulmuthalab adalah anggota AlQaeda, lalu mengapa daerah Yaman utara yang menjadi sasaran serangan yang mayoritasnya bermazhab Syiah Zaidiah? Semua tahu betapa Syiah dan Al-Qaeda yang berkeyakinan Wahhabi tidak pernah dapat bersatu. Bahkan sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, Husein Al-Houthi, tokoh pendiri gerakan Pemuda Mukmin yang menjadi cikal bakal gerakan Al-Houthi pernah diminta oleh Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh untuk menumpas pemikiran Wahhabi, asas pemikiran AlQaeda.

Sumber IRIB


1 comments:

bidina_ali Jan 30, 2010, 9:41:00 PM  

analisis dari tulisan ini sangat bagus. Bagi ana ini cukup membuka ketidakjelasan isu konflik houti di yaman..
Beberapa minggu yg lalu, seorang anggota pemerintahan Yaman menggambarkan bahwa antara Pemberontakan Houti dan al-Qaedah terdapat "hubungan". Ia menyebutkan bahwa hubungan ini dimungkinkan mengingat musuh keduanya sama, yakni AS. LEbih lanjut ia mengatakan bahwa al-Qaedah memegang prinsip "musuhnya musuh adl teman". Oleh karena itu, dalam kontkes ini, pemberontakan houti menjadi teman al-Qaedah.
Tapi tetap pernyataan ini tak dapat membuat ana yakin bahwa memang demikian kenyataan yang sebenarnya. Dan sbgmn yg disebutkan di artikel di atas, dg bahasa yg lain, kelompok houti dan al-Qaedah yang secara teologi berbeda 180 derajat, ibarat air dan minyak...

Enter Your email to Get Update Articles

Delivered by FeedBurner

Random Articles

Powered by Blogger.

Recent Comments

" Pro-Log for the Light Of AT TSAQOLAIN "

  © Free Blogger Templates Cool by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP